Api, Air, Udara dan Bumi … ke-4 element inilah yang membentuk seorang
avatar menjadi sebuah sosok keseimbangan alam dan dunia. itulah yang
diceritakan dalam sebuah serial kartun “the last air branded, legend of
ang, Avatar” hehe, namun kali ini saya tidak membahas itu, melainkan
sesuatu yang lain yang berhubungan dengan filosofi ke-4 element tersebut
dalam kehidupan nyata di dunia ini.
Saya mulai …
Api, mungkin
adalah sebuah luapan2 emosi negatif, seperti dendam, marah, dengki,
bahkan nafsu syahwat. Tidak jarang kita sebagai seorang manusia biasa
bisa mengalaminya, kita marah, kita mendendam, karena memang itulah
manusia, manusia diciptakan selain dikaruniai akal , juga dikaruniai
nafsu, dan terkadang akal dapat dikalahkan oleh nafsu ketika kita benar2
tidak mampu mengendalikan nafsu tersebut. Api tersebut mungkin adalah
Nafsu, tidak munafik, terkadang sayapun juga mengalaminya, jiwa dan raga
ini penuh dengan api yang bergejolak.
Air, lawan dari
api, mungkin adalah sebuah upaya dalam rana mengendalikan api / nafsu
dengan menggunakan akal untuk berfikir benar dan salah. Dengan berfikir
jernih niscaya hati dan pikiran akan menjadi tenang ketika
nafsu/emosi/amarah sedang bergejolak dalam jiwa raga kita. Selain itu
air juga berfungsi untuk menyejukkan, maksudnya adalah ketika kita
berfikir menggunakan akal lalu menemukan sebuah kebenaran, maka kita
akan menemukan sebuah ketenangan jiwa. Itu cukup mampu untuk
mengendalikan gejolak api. Insyaallah
Udara ( Angin ),
mungkin seperti ke-Ego-an. Terkadang ketika kita sudah menemukan
kebenaran dan kita harus melaksanakannya, di tengah perjalanan kita
tidak konsisten dan lalai dari tujuan awal. Layaknya angin, ketika angin
berhembus kencang maka ia akan hembuskan tekanan yang tinggi, namun
ketika angin itu semilir, tekanan itu akan rendah. Dan juga terkadang
angin tidak selalu konsisten akan arah dan tujuannya, sekarang ke arah
barat, bisa jadi besok ke arah sebaliknya, timur. Mungkin inilah
tantangan konsistensi dalam menjalani kehidupan ini, Ke-Ego-an mirip
seperti nafsu, ia juga kadang lepas kendali. Kita sudah menggunakan akal
kita, namun Ego/Aku berkata lain, maka percuma saja. Ego identik dengan
rasa/harga diri, ke-Aku-an.
Bumi, simbol
dari ketenangan dan kesabaran dan ketegasan. Api yang bergejolak, Angin
yang selalu berubah arah. Mungkin inilah solusi selain dari elemen air
sebagai penyejuk, pengendali dan penentu benar salah dalam lingkup akal
pikir. Bumi, bisa saya artikan adalah sebuah sikap/emosi positif seperti
diam, tenang, sabar, dan berlapang dada. Bumi itu kokoh, keras berarti
tegas, mempertegas keyakinan kebenaran yang diperoleh dari akal. Dalam
bahasa khususnya yaitu hati. Bumi adalah hati. Hati nurani yang menilai.
Hati sebuah bisikan2 kebenaran yang timbul ketika kita berada pada
suatu pilihan. Akal untuk menilai itu apa benar ataukah salah dan hati
nurani senantiasa condong kepada kebenaran.
Mungkin itulah filosofi kehidupan dalam 4 element. Api, Air, Udara,
dan Bumi … Emosi/Nafsu, Akal, ke-Ego-an/ke-Aku-an, dan Hati Nurani.
Api, Air, Bumi, Udara, 4 Elemen Utama Keseimbangan
Written By Kabar Riau on Sunday, March 31, 2013 | 7:29 PM
Related Articles
If you enjoyed this article just click here , or subscribe to receive more great content just like it.
0 comments :
Post a Comment